Film Indonesia yang Gak Cuma Lucu, Tapi Juga “Nendang”
Di tengah deretan film horor yang penuh jeritan dan jumpscare, muncullah “Agak Laen”, film Indonesia yang menawarkan sesuatu yang… agak beda. Dari judulnya aja udah kelihatan nyeleneh, dan isinya? Ternyata lebih dari sekadar lucu-lucuan.
Disutradarai oleh Muhadkly Acho dan dibintangi oleh para personel grup komedi Agak Laen (Indra Jegel, Boris Bokir, Bene Dion, Oki Rengga), film ini menggabungkan komedi, horor, dan sedikit drama sosial dengan cara yang nggak preachy tapi tetap ngena.
Yang bikin film ini beda? Bukan cuma karena lucunya, tapi karena caranya ngemas isu-isu serius dalam bungkus cerita yang absurd tapi relate banget.
Sinopsis Singkat (tanpa spoiler berat)
Kisah Horor yang Dimulai dari Ide Cuan
Empat sahabat yang kerja sebagai penjaga rumah hantu di pasar malam punya satu mimpi sederhana: pengen ramein wahana biar gaji naik. Masalahnya, rumah hantu mereka sepi kayak tempat wisata pas hujan.
Akhirnya mereka “kreatif” — bikin rumah hantu jadi lebih ekstrem demi menarik pengunjung. Tapi rencana mereka malah berujung tragedi: ada kejadian nyata yang bikin semua jadi runyam.
Sejak saat itu, rumah hantu mereka benar-benar jadi angker. Tapi bukan angker yang serem-serem banget, lebih ke… absurd, satir, tapi justru dari situ letak kekuatannya.
Humor yang Cerdas dan Nggak Murahan
Alih-alih komedi slapstick biasa, “Agak Laen” justru banyak menyisipkan humor situasional yang tajam. Dari percakapan receh sampai sindiran sosial, semuanya terasa natural. Kamu bisa ketawa ngakak satu detik, terus merenung detik berikutnya.
Kenapa Film Ini “Agak Laen” (dan Wajib Ditonton)
1. Perpaduan Genre yang Ngangenin
Horor-komedi bukan genre baru di Indonesia, tapi jarang yang berhasil menyeimbangkan dua rasa ini dengan baik. “Agak Laen” berhasil bikin kita deg-degan sekaligus ngakak, tanpa kehilangan arah cerita.
2. Isu Sosial yang Dibungkus Ringan
Film ini nggak segan nyentil isu kelas sosial, kerja kasar, ekspektasi hidup, sampai kritik terhadap sistem hiburan dan masyarakat urban. Tapi semua disampaikan dengan cara yang nyantai, tanpa ceramah.
3. Chemistry Pemain yang Natural
Para pemeran utama punya chemistry solid karena memang berasal dari komunitas komedi yang sama. Mereka gak sekadar akting, tapi benar-benar hidup dalam peran mereka. Dialog terasa cair, improvisasi mengalir, dan ekspresi kocak mereka beneran bikin penonton betah.