Home Sweet Loan: Saat Rumah, Cinta, dan Cicilan Jadi Satu Cerita

Film Rom-Com Segar ala Milenial (yang Doyan Kredit)

Di tengah gempuran film horor dan aksi, hadir sebuah tontonan ringan tapi relate banget dengan kehidupan generasi milenial dan gen Z—film berjudul Home Sweet Loan. Film ini tayang perdana pada awal 2024 dan langsung mencuri perhatian karena mengangkat kisah cinta yang dibumbui masalah… KPR alias Kredit Pemilikan Rumah.

Disutradarai oleh Danial Rifki, dan dibintangi oleh Refal Hady dan Caitlin Halderman, film ini bukan cuma menawarkan kisah romantis manis, tapi juga menyentil soal kenyataan pahit kehidupan urban: mimpi punya rumah sendiri, tekanan finansial, dan tentu saja, drama percintaan.

Sinopsis: Cinta, Cicilan, dan Kontrak Cinta

Saat Hubungan Jadi Perjanjian Kredit

Film ini berkisah tentang Dion (Refal Hady), seorang karyawan muda yang ambisius tapi masih ngontrak, dan Julia (Caitlin Halderman), seorang wanita karier yang mandiri tapi disibukkan dengan ekspektasi keluarganya. Keduanya dipertemukan lewat kondisi yang cukup… tidak biasa.

Karena terdesak kebutuhan akan “rumah” dan tekanan hidup di kota besar, Dion dan Julia membuat perjanjian tidak biasa: berpura-pura menjadi pasangan agar bisa mengajukan KPR bersama. Dari sinilah konflik dan komedi mulai berkembang.

Awalnya semua terasa lancar. Mereka pura-pura bahagia di depan petugas bank, tetangga, bahkan keluarga. Tapi seiring waktu, perasaan-perasaan baru mulai muncul, dan keduanya harus menghadapi kenyataan: mana yang sungguh cinta, mana yang cuma demi cicilan.

Kenapa Home Sweet Loan Patut Ditonton?

1. Cerita Dekat dengan Realita Anak Muda

Siapa sih yang gak pernah kepikiran soal cicilan rumah? Film ini pintar menangkap keresahan banyak anak muda zaman sekarang yang hidup di antara gaji pas-pasan, harga rumah yang melambung, dan tekanan sosial untuk “mapan.” Semua dikemas dengan ringan, tanpa menggurui.

2. Chemistry Pemain yang Manis dan Natural

Refal Hady dan Caitlin Halderman tampil dengan chemistry yang menyenangkan. Interaksi mereka terasa alami, dari yang awkward saat pertama kali pura-pura pacaran, sampai momen-momen romantis yang bikin penonton ikut senyum-senyum sendiri.

Ditambah lagi, ada karakter pendukung yang kocak dan mencuri perhatian, bikin film ini gak terasa monoton. Humor dan drama bercampur dengan porsi pas.

3. Visual Urban dan Soundtrack yang Catchy

Setting kota besar dengan gaya hidup urban terasa kental di film ini. Dari interior rumah, suasana kantor, sampai cafe-cafe yang jadi lokasi pertemuan Dion dan Julia—semuanya ditampilkan estetik tapi tetap realistis.

Soundtrack-nya pun menyatu dengan vibe film, cocok buat yang suka nuansa rom-com ala Indonesia masa kini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *